Rejang Lebong-Awal tahun kembali membawa persoalan klasik bagi masyarakat Kabupaten Rejang Lebong, yakni banjir akibat hujan deras. Seperti tahun-tahun sebelumnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah wilayah tergenang, termasuk jalan raya dan daerah dataran rendah.

Beberapa titik banjir yang sering terdampak di antaranya Kelurahan Talang Rimbo, tepatnya di depan Madrasah Aliyah Negeri, serta Kelurahan Dusun Curup, di depan Universitas STAIN. Banjir di lokasi-lokasi ini bukan hal baru bagi warga, yang sudah terbiasa menghadapi genangan setiap kali hujan turun.

Salah satu warga Talang Rimbo, Iip, yang rumahnya selalu terkena dampak banjir, mengungkapkan kekecewaannya. “Kami sudah tidak heran lagi dengan banjir seperti ini. Setiap tahun, setiap hujan deras, pasti rumah kami kebanjiran. Percuma saja dibuat drainase tertutup, hasilnya tetap sama, banjir terus. Tidak ada pemeliharaan dari dinas terkait, jadi setiap tahun masalah ini berulang. Coba lihat lantai siring itu, pak, sudah tidak ada semennya lagi, tinggal tanah bercampur sampah,” ujarnya dengan nada pasrah.

Senada dengan Iip, warga Dusun Curup juga mengeluhkan kondisi drainase yang tidak pernah mendapat perbaikan. “Setiap hujan, rumah kami kebanjiran. Sampah berserakan di got-got, tidak pernah ada petugas dari PUPR yang datang memperbaiki. Kalau ada perbaikan, pasti saya tahu. Rumah saya selalu terdampak,” ungkap Ibu Sri dengan nada kesal, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap permasalahan ini.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi via telepon, Kepala Bidang Perkim, Hendra, tidak memberikan respons meskipun ponselnya dalam keadaan aktif. Plt. Kepala Dinas PUPR, Samsul Ma’arib, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa debit air yang tinggi menjadi penyebab utama banjir, karena drainase yang ada tidak mampu menampung aliran air yang besar.

“Debit air dari atas terlalu besar sehingga drainase kita tidak mampu menampungnya. Untuk memperlebar drainase pun sulit, karena di sebelah kiri ada rumah warga dan di kanan sudah jalan raya yang lebarnya terbatas. Jika ingin lebih jelas, silakan datang ke kantor agar bisa dijelaskan secara teknis. Nanti salah kalau dijelaskan lewat telepon,” tuturnya.

Banjir yang terus berulang setiap tahunnya menunjukkan perlunya solusi konkret dari pemerintah daerah. Warga berharap ada langkah nyata dalam perbaikan sistem drainase serta pemeliharaan infrastruktur agar kejadian serupa tidak terus berulang.(007)