JAKARTA– Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyayangkan terjadinya dualisme kepengurusan dalam sejumlah organisasi cabang olahraga nasional. Ia menegaskan bahwa perpecahan ini berpotensi merugikan prestasi atlet dan menghambat kemajuan olahraga Indonesia. Menurut Marciano, dualisme kepengurusan yang terjadi di cabang-cabang olahraga seperti Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI), Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), dan Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) mengakibatkan ketidakharmonisan yang berdampak langsung pada peluang atlet untuk berkompetisi, bahkan menghalangi mereka tampil di ajang-ajang internasional.

“Atlet tidak boleh jadi korban dari dualisme organisasi,” ujar Marciano dalam podcast EdShareOn, 12 Maret 2025. Marciano menegaskan pentingnya penyelesaian segera terhadap masalah ini agar para atlet tidak terhambat dalam mengembangkan karier mereka, karena merekalah yang mempersembahkan segalanya untuk Indonesia. Oleh karena itu, dia mengimbau agar pengurus organisasi cabang olahraga lebih mengutamakan persatuan demi kebaikan bangsa.

Selain itu, Marciano juga merespons terbitnya Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) Nomor 14 Tahun 2024, yang menurutnya berpotensi merugikan KONI dan anggotanya. Dia mengkritisi pasal-pasal yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip otonomi dan independensi organisasi olahraga, yang dapat berdampak pada sanksi internasional dari International Olympic Committee (IOC). Untuk itu, Marciano menegaskan perlunya revisi segera terhadap aturan tersebut agar Indonesia tidak menghadapi dampak negatif di tingkat global.

Marciano berharap, seluruh pihak yang terlibat dalam dunia olahraga nasional, termasuk KONI dan Kemenpora, dapat bersatu dan menyelesaikan permasalahan ini demi kemajuan prestasi olahraga Indonesia.(HS)